Tiap tahun jumlah software yang ditiru semakin banyak, khususnya windows bajakan. Hal ini menandakan bahwa angka pembajakan di dunia makin meningkat tiap tahunnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Microsoft semakin serius menangani masalah pembajakan piranti lunak yang banyak dilakukan oleh pengguna Windows di seluruh dunia.
Hal tersebut diwujudkan jelang Microsoft 10 dirilis pada pertengahan tahun 2015 ini. Perusahaan asal Washington, Amerika Serikat, ini akan melakukan tindakan tegas dengan cara tidak memberi kesempatan pengguna Windows bajakan menikmati Windows 10 secara gratis. Microsoft akan memberi tanda watermark yang akan memenuhi layar desktop pengguna yang menginstall Windows 10 bajakan. Tak hanya sebagai tanda saja, watermark tersebut juga dibuat sebagai pengingat kepada pengguna yang masih terus menggunakan software tidak asli atau bajakan. Watermark tersebut akan hilang jika pengguna membeli OS Windows 10 yang asli.
Informasi tersebut disampaikan oleh Pimpinan Divisi Windows Microsoft, Terry Myerson, sekaligus membantah rumor yang menyebutkan bahwa sistem operasi Windowes bajakan dapat upgrade Windows 10 secara gratis. Jika pengguna perangkat Windows bajakan menggunakan atau melakukan update ke Windows 10, kemudian terdeteksi melalui Windows Store, maka pihak Micorosft akan memaksa pengguna tersebut untuk membayar. Selain pemberian watermark, pengguna Windows bajakan tersebut juga tidak akan menerima pembaruan keamanan dasar untuk Windows 10.
Pengguna Windows 10 mempunyai risiko yang berbahaya, salah satunya pencurian data pribadi serta kerusakan fitur pada sistem. OS Windows bajakan juga tidak memperoleh dukungan Microsoft beserta partnernya.
Microsoft akan memberikan solusi terhadap para pengguna Windows bajakan dengan cara bekerjasama bersama beberapa OEM melakukan penawaran-penawaran yang cukup menggiurkan. Penawaran tersebut akan diumumkan dalam beberapa waktu terdekat.